saat hatiku berkata pada diri...
mengapa ada pilu selubung...
hingga tak mampu ku lenyapkan bayanganmu...
untuk apa kau datang kembali...
sekiranya aku tak kau perlu...
kini ku mahu dunia mengerti...
bahawa aku tak lemah...
walau tanpamu...
aku terus berlari mencapai maksud arah hidupku...
dan ku serah ikhlas...
hadiah daripada hatiku...
mengapa kita mahu bercinta kembali...
sedangkan malam kita sudah berbeza...
tak perlu lagi itu semua...
biar berlalu mimpi antara kita...
jangan dendam pada ku...
kini ku serahkan hadiah daripada hatiku...
untukmu...
seharusnya kau perlu jujur...
pabila ingin bercinta...
jangan melukai antara hati...
nantikan terseksa pabila ditinggalkan...
kerana ku tak mampu lagi memberi...
hadiah daripada hatiku...
Monday, October 26, 2009
Wednesday, October 21, 2009
azan subuh menghempas cinta...
sayup sepi dalam kedingingan aku terjaga...
usai lewat membadai tangis di malam penuh liku...
saat pagi masih di awal usianya, jelas kedengaran suara memuji kebesaranNya...
dalam gemersik mengalunkan kalimahMu penuh keindahan...
menjadikan setiap hati yang keras tunduk sayu penuh syahdu pada penciptaNya...
ku terus melangkah menuju ke jendela kamar sepiku ini...
hening dan masih kelam alam ciptaanMu ini...
terdetik untuk aku bertanya pada diri, mengapa cinta tak pernah datang mengetuk hatiku ini...
dalam syahdu di kala azan subuh mengalun, aku selalu merintih, memohon pada tuhanKu...
agar pernah menjadikan hatiku terisi, bersama insan yang luhur mencintai aku...
segera ku membersihkan hati, membasuh imanku dengan doa-doaMu...
untuk menyucikan jiwaku yang rapuh dengan kerendahan dihati...
tatkala menghadap patuh ke arah kiblatMu...
melaksanakan solatku dengan penuh keinsafan dan keikhlasan...
jelas tiada apa yang dapat menenangkan diriku tanpa bimbinganMu...
dalam pencarian ini, aku sedari...
meskipun tuhan tidak pernah mendatangkan cinta pada aku...
namun Dia tetap memberikan aku kekuatan dalam melalui hari semenjak dari azan subuh lagi...
apalah gunanya cinta jika selalu menghempas diri...
hingga tersesat dari lingkunganNya...
usai lewat membadai tangis di malam penuh liku...
saat pagi masih di awal usianya, jelas kedengaran suara memuji kebesaranNya...
dalam gemersik mengalunkan kalimahMu penuh keindahan...
menjadikan setiap hati yang keras tunduk sayu penuh syahdu pada penciptaNya...
ku terus melangkah menuju ke jendela kamar sepiku ini...
hening dan masih kelam alam ciptaanMu ini...
terdetik untuk aku bertanya pada diri, mengapa cinta tak pernah datang mengetuk hatiku ini...
dalam syahdu di kala azan subuh mengalun, aku selalu merintih, memohon pada tuhanKu...
agar pernah menjadikan hatiku terisi, bersama insan yang luhur mencintai aku...
segera ku membersihkan hati, membasuh imanku dengan doa-doaMu...
untuk menyucikan jiwaku yang rapuh dengan kerendahan dihati...
tatkala menghadap patuh ke arah kiblatMu...
melaksanakan solatku dengan penuh keinsafan dan keikhlasan...
jelas tiada apa yang dapat menenangkan diriku tanpa bimbinganMu...
dalam pencarian ini, aku sedari...
meskipun tuhan tidak pernah mendatangkan cinta pada aku...
namun Dia tetap memberikan aku kekuatan dalam melalui hari semenjak dari azan subuh lagi...
apalah gunanya cinta jika selalu menghempas diri...
hingga tersesat dari lingkunganNya...
Wednesday, October 14, 2009
keputusan hati...
malam ini ku rasakan bulan bagaikan dilindungi awan gelap...
bintang yang bertaburan di dada langit tidak berkerlipan lagi...
seperti membayangi diriku yang tidak bermaya saat ini...
lelah lesu menahan hati daripada menangis...
kerana kehilangan sekeping hati yang pernah ku miliki dahulu...
ku renungi erti cinta dia...
ternyata indah penuh warna, berseri dan bersemi...
namun mengapa disaat ku meniti bahagia ada dugaannya...
saatnya dirinya pergi, aku bagaikan terkaku berdiri...
tak berdaya ku halanginya, hanya mampu memandang sayup kelibat dia berlalu...
hati tidak pernah merelakan...
lidah tidak pernah menafikan...
namun perpisahan ini tetap terjadi...
bertahun lamanya dirinya pergi, ku menanti tapi tak jua kembali...
bagaikan ku menunggu sesuatu yang tak pasti yang tak berkesudahan...
daripada teman, ku dikhabarkan tentang kepulangannya kembali...
kali ini bersama insan lain disisinya, dihatinya, dipelukkanya...
bagaikan gugurnya bunga-bunga cinta dari kelopaknya...
begitulah harapan untuk bersamanya telah mati...
ku kepiluan menyaksikan mekar cinta mereka dari kejauhan...
keputusan hati sukar ku tentukan,
haruskah aku menagih kembali cinta daripada dia...
mampukah aku terima apa yang terjadi, namun tegakah aku meruntuhkan istana cinta dia saat ini...
sekilas memandang wajahnya...
hati berdetik, mungkin keputusan hati ini bukan untuk bersama dia...
bintang yang bertaburan di dada langit tidak berkerlipan lagi...
seperti membayangi diriku yang tidak bermaya saat ini...
lelah lesu menahan hati daripada menangis...
kerana kehilangan sekeping hati yang pernah ku miliki dahulu...
ku renungi erti cinta dia...
ternyata indah penuh warna, berseri dan bersemi...
namun mengapa disaat ku meniti bahagia ada dugaannya...
saatnya dirinya pergi, aku bagaikan terkaku berdiri...
tak berdaya ku halanginya, hanya mampu memandang sayup kelibat dia berlalu...
hati tidak pernah merelakan...
lidah tidak pernah menafikan...
namun perpisahan ini tetap terjadi...
bertahun lamanya dirinya pergi, ku menanti tapi tak jua kembali...
bagaikan ku menunggu sesuatu yang tak pasti yang tak berkesudahan...
daripada teman, ku dikhabarkan tentang kepulangannya kembali...
kali ini bersama insan lain disisinya, dihatinya, dipelukkanya...
bagaikan gugurnya bunga-bunga cinta dari kelopaknya...
begitulah harapan untuk bersamanya telah mati...
ku kepiluan menyaksikan mekar cinta mereka dari kejauhan...
keputusan hati sukar ku tentukan,
haruskah aku menagih kembali cinta daripada dia...
mampukah aku terima apa yang terjadi, namun tegakah aku meruntuhkan istana cinta dia saat ini...
sekilas memandang wajahnya...
hati berdetik, mungkin keputusan hati ini bukan untuk bersama dia...
Monday, October 5, 2009
pada ketika itu...
suatu masa yang lalu...
dingin malam yang panjang, menjadi saksi...
pengorbanan sekeping hati mencipta impian...
menyisih mimpi pilu yang pernah tercipta...
agar tidak lagi ku dengari akan kata-kata yang bisa meruntuh tembok hatiku...
saat masa berlalu, jauh meninggalkan...
dedaun berterbangan dihembus bayu lembut dilautan luas...
begitulah aku belayar...
belayar jauh meninggalkan memori...
kerana aku tidak ingin lagi mereka berkata-kata...
pada ketika itu, kasih bertahun yang bersatu, terpisah...
hanya kenangan silam pengubat kerinduan...
ku cerita pada hati usah menangis kerana aku tidak mahu hati menjadi lemah...
walau payah ku harus tersenyum dan berjalan...
kerana pelayaran ini menuntut hati menjadi keras, agar tiba di destinasinya...
tika malam dipertengahan usianya...
airmata ini jatuh jua, menangisi apa yang terjadi padaku...
pada ketika itu, hati ini menjadi sayu...
di depan kiblatMu aku rebah, berdoa dalam genang airmata...
ku ceritakan kemarau hati ini hanya pada tuhanKu dengan kerendahan hati...
kini, setelah bermusim lamanya belayar, ku tiba di destinasi impianku...
ku miliki apa yang pernah ku hajati dan aku bahagia...
namun perpisahan itu, belum ada akhirnya...
aku masih terpisah dari mereka...
dimanakah noktahnya...
belum ku tahu...
dingin malam yang panjang, menjadi saksi...
pengorbanan sekeping hati mencipta impian...
menyisih mimpi pilu yang pernah tercipta...
agar tidak lagi ku dengari akan kata-kata yang bisa meruntuh tembok hatiku...
saat masa berlalu, jauh meninggalkan...
dedaun berterbangan dihembus bayu lembut dilautan luas...
begitulah aku belayar...
belayar jauh meninggalkan memori...
kerana aku tidak ingin lagi mereka berkata-kata...
pada ketika itu, kasih bertahun yang bersatu, terpisah...
hanya kenangan silam pengubat kerinduan...
ku cerita pada hati usah menangis kerana aku tidak mahu hati menjadi lemah...
walau payah ku harus tersenyum dan berjalan...
kerana pelayaran ini menuntut hati menjadi keras, agar tiba di destinasinya...
tika malam dipertengahan usianya...
airmata ini jatuh jua, menangisi apa yang terjadi padaku...
pada ketika itu, hati ini menjadi sayu...
di depan kiblatMu aku rebah, berdoa dalam genang airmata...
ku ceritakan kemarau hati ini hanya pada tuhanKu dengan kerendahan hati...
kini, setelah bermusim lamanya belayar, ku tiba di destinasi impianku...
ku miliki apa yang pernah ku hajati dan aku bahagia...
namun perpisahan itu, belum ada akhirnya...
aku masih terpisah dari mereka...
dimanakah noktahnya...
belum ku tahu...
Subscribe to:
Posts (Atom)